narasi1.com – Kunjungan Jokowi dan sejumlah ‘pembantunya’ ke China awal pekan ini menghasilkan kerja sama baru bernilai US$12,6 miliar atau Rp197,48 triliun (kurs Rp15.673 per dolar AS).
Informasi itu disampaikan Menko Marves Ad Interim dan Menteri BUMN Erick Thohir melalui akun instagramnya @erickthohir, Senin (16/10) malam.
Erick mengatakan ‘oleh-oleh’ itu berasal dari kesepakatan 11 kerja sama yang dijalin Indonesia dan China. Kerja sama antara lain dilakukan dalam pengembangan industri baterai listrik, energi hijau dan teknologi kesehatan.
“Kerja sama senilai US$12,6 miliar ini terjalin antara perusahaan swasta-swasta, BUMN-swasta, maupun BUMN-BUMN. Ini untuk memperkuat pengembangan industri baterai listrik, energi hijau, dan teknologi kesehatan di tanah air, agar bisa meningkatkan pembukaan lapangan pekerjaan,” katanya seperti dikutip dari akun tersebut.
Presiden Jokowi awal pekan ini bertolak ke Beijing, China. Jokowi mengatakan ada 2 agenda besar yang akan dilakukannya di Negeri Tirai Bambu tersebut. Pertama, melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang dan Ketua Parlemen RRT.
“Ada beberapa isu prioritas yang akan dibahas dalam pertemuan antara lain; peningkatan ekspor Indonesia, Investasi dan pembangunan ketahanan pangan,” katanya Senin (16/10) seperti dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden.
Kedua, menghadiri acara KTT Belt and Road Initiative (BRI). Erick pada Sabtu (14/10) lalu mengatakan selain masalah ekspor, investasi dan ketahanan pangan, Jokowi juga akan membahas proyek Kereta Cepat Bandung-Surabaya dengan Xi Jinping. (*)