narasi1.com – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dibawa kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw, berhasil menggerakkan seluruh lapangan usaha dalam memulihkan perekonomian daeeah, pasca Pandemi Covid-19.
Hasilnya, rilis Badan Pusat Statistik Sulut, di triwulan I tahun 2024 ini, Pertumbuhan Ekonomi Sulut mencapai 5,64 persen.
Membanggakan karena pertumbuhan ini menjadi yang paling tinggi pasca terjadinya Pandemi Covid-19. Bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional dan mengalahkan PE 30-an provinsi lainnya.
Gubernur Olly Dondokanbey hebat, karena PE Sulut ini digerakkan seluruh 17 lapangan usaha. 17 lapangan usaha yang membentuk PE setiap daerah dan nasional, semuanya bertumbuh positif. Juga ramah lingkungan.
Berbeda dengan provinsi lain. Pertumbuhan ekonominya tinggi tapi hanya digerakkan oleh satu atau dua atau beberapa lapangan usaha. Seperti PE Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Kaltim yang hanya digerakkan oleh pertambangan.
Akibatnya, Malut, Sulteng, dan Kaltim meski PE tinggi, tapi tidak berdampak positif pada angka kemiskinan. Kemiskinan di 3 provinsi tersebut tetap tinggi. Belum lagi kerusakan lingkungan akibat pertambangan.
Sebaliknya Sulawesi Utara, karena pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh seluruh lapangan usaha, membuat angka kemiskinan sedikit. Lebih sedikit atau mengalahkan angka kemiskinan provinsi Malut, Sulteng, dan Kaltim.
Kepala BPS Sulut Asim Saputra menyebut, dari sisi produksi, ada dua Lapangan Usaha yang mengalami pertumbuhan sangat tinggi, yaitu Jasa Lainnya sebesar 24,46 persen dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 20,03 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen yang mencapai pertumbuhan tertinggi adalah Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 29,11 persen. Komponen lainnya yang tumbuh tinggi yaitu Konsumsi Pemerintah sebesar 20,46 persen.
Sementara sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki share terbesar dalam struktur PDRB Sulut yakni 20,76 persen, tumbuh 3,09 persen.
Sektor lainnya yang berada di lima besar dengan share terbesar, yaitu Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (13,75 persen) tumbuh 5,45 persen, Industri Pengolahan (11,37 persen) tumbuh 6,53 persen, Transportasi dan Pergudangan (10,53 persen) tumbuh 2,75 persen dan Konstruksi (9,94 persen) tumbuh 2,11 persen.
Asim memaparkan, pemilu serentak yang dilaksanakan pada bulan Februari 2024 berperan cukup besar pada tingginya pertumbuhan ekonomi Sulut.
“Pada komponen jasa Lainya, ada sejumlah kegiatan yang mendorong pertumbuhan, yaitu meningkatnya aktivitas partai politik pada Pemilu 2024, meningkatnya hiburan dengan adanya kampanye terbuka dengan konser musik serta meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara,” jelasnya.
Pertumbuhan Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tinggi, ditopang oleh kenaikan gaji ASN dan pensiunan ASN. Juga adanya sejumlah instansi pemerintah yang melakukan pembayaran THR, baik Gaji maupun Tunjangan Kinerja sebesar 100 persen pada triwulan I 2024.
Dari Pertumbuhan Ekonomi Sulut yang sebesar 5,64 persen, sumber pertumbuhan tertinggi menurut Lapangan Usaha adalah Administrasi Pemerintahan sebesar 11,09 persen. Ini artinya Gubernur dan Wagub berhasil menekan aparatur provinsi sampai ke bupati walikota sehingga serapan anggaran APBD bisa maksimal.
Gubernur juga berhasil menggerakkan pertanian lewat marijo bakobong. Juga industri pengolahan dan perdagangan bergairah lewat pembukaan penerbangan langsung ke luar negeri (cargo) dan jalur laut (kontainer).
Hasilnya berdasarkan data BPS, lapangan usaha Industri Pengolahan tumbuh 0,74 persen, Perdagangan 0,73 persen dan Pertanian memberi andil 0,63 persen serta Jasa Lainnya 0,44 persen. (*)